Rabu, 01 Agustus 2007

Saat Anda Jadi Kambing Hitam


Siapa sih yang mau disalahkan atas kesalahan yang tidak dilakukannya? Jawabannya, jelas tidak ada satupun! Bahkan untuk kesalahan yang tanpa sengaja di perbuat pun banyak yang sulit mengakuinya. Tapi memang, pada kenyataannya ada orang yang disalahkan atau dijadikan kambing hitam atas kesalahan orang lain.

Hal tersebut merupakan salah satu office politic yang tak jarang terjadi di dunia kerja. Tentu saja kondisi tersebut sangat tidak menyenangkan. Apalagi jika bos yang melakukannya terhadap Anda. Menghadapi situasi menyulitkan ini wajar jika Anda merasa 'panas'. Karena siapa juga yang rela jadi 'bumper' atas kesalahan orang lain?

Tapi masalahnya seringkali para staf merasa ragu atau lebih tepatnya 'takut' melakukan 'perlawanan' pada bosnya, sekalipun ia berada di posisi yang benar. Ketakutan ini lebih didasari oleh kekuasaan bos yang jelas lebih besar dari anak buah. Bayangan masuk daftar hitam dan terjegal dalam promosi jabatan pasti menguasai pikiran Anda.

Tetapi tentu saja Anda tidak bisa pasrah menerima nasib disalahkan. Jika Anda memang benar, Anda harus membuktikanya bahwa Anda tidak bersalah. Kalau perlu, jangan takut berkonfrontasi dengan bos untuk menyelamatkan nama baik Anda. Berikut ini adalah kiat menghadapi bos yang menyalahkan Anda.

- Jangan pernah menunjukkan sikap merasa bersalah atas kesalahan yang tidak Anda perbuat. Anda berhak untuk mempertahankan citra positif diri Anda. Dan Anda punya hak untuk meminta penjelasan pada bos kenapa mesti Anda yang disalahkan.

- Ajaklah bos bicara baik-baik. Pastikan waktu yang tepat untuk bicara. Jangan datang sebagai 'korban' atau sebagai karyawan yang bersalah. Jelaskan bahwa tuduhannya membuat Anda tidak bisa bekerja secara maksimal karena Anda dihadapkan pada pertanyaan dan pandangan yang menyudutkan.

- Saat bicara dengan bos, jaga kontak mata. Biarkan bos tahu bahwa Anda benar-benar tidak pernah melakukan kesalahan tersebut. Dan jangan tampilkan sikap yang gelisah. Duduklah dengan tegak, jaga kontak mata dan atur kata-kata Anda agar tidak 'belepotan'. Pokoknya yakinkan bahwa Anda tidak bersalah!

- Kalau perlu, ajaklah bos bersama-sama untuk mencari 'pelaku' sesungguhnya. Tawarkan solusi terbaik untuk menemukan si pelaku. Maksudnya bukan saja untuk menyelamatkan nama baik Anda tetapi juga untuk menyelamatkan perusahaan dari orang-orang yang munafik. Ucapkan terima kasih jika bos bersedia mendengarkan Anda. Dan katakan bahwa Anda turut mendukung apapun yang akan dilakukan bos untuk stabilitas perusahaan.

- Tetapi jika bos seakan tidak mau mendengar dan keukeh menuduh Anda yang bersalah, Anda harus mengidentifikasi apakah ada unsur 'sentimen' atau ada pihak-pihak yang ingin 'menjatuhkan' Anda. Kalau ya, apa boleh buat, Anda harus minta campur tangan pihak lain untuk mengatasi masalah ini. Jangan buru-buru memutuskan 'resign' sebelum masalah ini tuntas. Paling tidak, seandainya pun Anda ingin meninggalkan perusahaan, pastikan bahwa nama Anda dalam keadaan bersih.

Nah jika Anda menghadapi masalah demikian, nggak perlu takut. Kalau Anda takut, lingkungan akan percaya bahwa Anda bersalah. Karena kalau bukan Anda yang mempertahankan dan memperjuangkan nama baik Anda, siapa lagi? Percaya deh dimana-mana yang namanya kebenaran itu akan menang. Office politic yang curang dan kotor nggak akan abadi deh...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri Komentar sehat dan membangun