Oleh: Andrias Harefa *
Keberanian dan pertimbangan merupakan dua faktor yang memengaruhi orang dalam bertindak, melakukan suatu pekerjaan, termasuk menulis artikel atau buku. Ada empat zona yang muncul sebagai akibatnya.
Pertama, zona lemas. Dalam zona ini orang kurang berani dan kurang pertimbangan untuk bertindak (menulis). Hasilnya, tidak ada tindakan (tak ada karya tulis).
Kedua, zona kritikus. Dalam zona ini ada begitu banyak hal yang dipertimbangkan, sehingga keberanian bertindak menjadi rendah. Hasilnya, produktivitas rendah karena terlalu banyak "kritikus" dalam otak yang bersangkutan. Keberanian dianiaya oleh pertimbangan. Ini situasi yang sering saya lihat di lingkungan akademis, banyak yang pandai "mengkritisi", tetap sedikit sekali yang berkarya (meneliti dan menulis).
Ketiga, zona nekat. Dalam zona ini keberanian tinggi, namun pertimbangan kurang. Hasilnya, produktivitas tinggi dengan kemungkinan salah disana-sini. Sejumlah wartawan dalam masa percobaan bermukim di wilayah ini.
Keempat, zona keunggulan atau kearifan. Disini produktivitas tinggi dengan hasil-hasil yang memuaskan. Tidak banyak penulis yang sampai ke wilayah ini.
Nah, dalam konteks apapun, termasuk menulis, idealnya orang berkarya di zona keunggulan. Namun, untuk sampai ke sana, orang harus mulai dari zona kritikus atau zona nekat.
Ketika saya mulai menulis, saya mulai dari zona nekat. Buat saya, produktivitas dulu, baru bicara kualitas. Kalau kualitas tulisan terlalu dipersoalkan sementara produktivitas menulis masih sangat kurang, orang sulit untuk maju dan berkembang.
Bagaimana pengalaman Anda?
*) Andrias Harefa. Mindset Therapist, Penulis 37 Buku Best-Seller, Trainer/Speaker Coach Berpengalaman 20 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan beri Komentar sehat dan membangun