Rabu, 16 Januari 2008

Komitmen

Rapat waktu itu memang sangat bermanfaat. Gara-gara Rudi, semua orang
seakan-akan baru terbangun dari tidur selama ini. Biasanya tak ada
seorangpun yang mau disalahkan, tapi kini semua orang berusaha
memperbaiki dirinya.

Kemarin, datang tamu dari Kantor Perwakilan negara tetangga di Asia.
Tamu ini baru dua kali datang ke Indonesia. Kemarin adalah yang
ketiga kalinya. Rapat segera diadakan bersama tamu tersebut. Begitu
rapat dimulai, semua orang heran karena tamu itu berkata:"Selamat
pagi, teman-teman. Saya senang sekali bertemu dengan anda semua.
Bagaimana kabarnya? Bisnis maju terus?"

Semua orang sampai tidak bisa segera menjawab. Bahasa Indonesianya
lancar sekali. Padahal kalau ke Indonesia paling lama hanya 10 hari.
Selama rapat dia bisa memahami sebagian pembicaraan dalam bahasa
Indonesia meskipun dia tidak bisa mengucapkannya.

Rudi lalu bertanya kepada tamu tersebut mengenai strateginya belajar
bahasa Indonesia dengan cepat. Apa jawabnya? Ternyata dia banyak
belajar dari film. Dia membeli film berbahasa Inggris di Indonesia
yang mencantumkan teks bahasa Indonesia. Dari situlah dia belajar
bahasa Indonesia. Kok harus lewat film? Katanya lewat film lebih
mudah mengikuti, karena ada ceritanya.

Waduh! Rudi ingat kasusnya sendiri. Belajar bahasa Inggris saja
malasnya bukan main. Eh, orang asing kok tidak malas belajar bahasa
Indonesia? Malu juga sih mendengar kerajinan tamu asing. Berarti tamu
tadi minimal bisa bicara tiga bahasa kan? Bahasanya sendiri, bahasa
Inggris dan bahasa Indonesia.

Tak pernah telat

Di samping masalah bahasa, ternyata tamu tadi juga banyak belajar.
Dia berhasil meyakinkan bahwa selama 2006 dan 2007, dia tidak pernah
terlambat masuk kerja. Satu kalipun tidak pernah. Bahkan bukan hanya
dia, tapi semua orang di kantornya tidak pernah terlambat masuk
kerja. Penjualan bulanan juga tidak pernah gagal selama dua tahun
terakhir ini. Kok bisa?

Karena semua orang punya komitmen, bahwa penjualan harus berhasil,
masuk kerja harus lebih pagi agar tidak terlambat. Tidak ada
istilah "sekali-kali boleh terlambat". Juga tidak ada istilah "kalau
bulan ini gagal, kita coba lagi bulan depan". Kalau di awal bulan
sudah kurang bagus, semua orang bekerja dan lembur habis-habisan agar
bulan itu tidak gagal.

Rudi merasa ini adalah saat yang tepat untuk berubah. Mumpung pas
akhir tahun. Tahun 2008 bisa sekalian dijadikan tahun perubahan. Rudi
berkata "Sepertinya komitmen semacam inilah yang saya butuhkan.
Bagaimana kalau kita masing-masing menentukan perubahan yang akan
dilakukan di tahun 2008? Supaya kita pasti melakukan perubahan
tersebut, sepertinya kita harus memberikan komitmen kita di forum
ini".

Segera presiden direktur berkata "Setuju! Saya memberikan komitmen
untuk masuk lebih pagi, saya tidak akan pernah terlambat lagi. Saya
juga akan mengadakan rapat harian dengan bagian penjualan dan rapat
mingguan dengan bagian lain dijadikan dua kali seminggu."

Rudi berkata "Saya juga tidak akan terlambat lagi. Saya akan belajar
bahasa Inggris mulai hari ini. Target saya tahun depan adalah
meningkatkan ekspor 100%. Saya juga akan menelepon 30 kien per hari
dan menemui minimal 8 klien per minggu. Biasanya kalau saya gagal
menelepon klien karena dia sedang rapat, saya lewati dia dan jumlah
klien yang saya telepon jadi berkurang."

Rudi melanjutkan, sekarang saya akan tetap berusaha menelepon kembali
klien tadi atau menggantikannya dengan klien lain. Jadi jumlah klien
yang saya hubungi tidak berkurang. Saya juga akan mengirim minimal 10
e-mail penawaran per hari ke luar negeri"

Toni, bagian keuangan, juga segera berkata "Saya juga tidak mau
terlambat lagi. Laporan hasil penjualan harian akan selesai paling
lambat pukul 09.00 keesokan harinya, bukan lagi sore hari."

Bagian-bagian lain juga memberikan komitmen. Bagian proyek paling
seru karena mereka berani memberikan komiten bahwa proyek akan selalu
selesai tepat waktu, padahal selama ini belum pernah satu kalipun
tepat waktu. Bagaimana strategi mereka?

Pengawasan harian akan diperketat sehingga target harian terpenuhi.
Dengan demikian, target mingguan dan bulanan juga terpenuhi, sehingga
proyek bisa selesai tepat waktu. Mereka langsung memperbaiki jadwal
kerja mereka agar lebih mudah dimonitor.

Selesai rapat, tamu tadi bercerita bahwa akhir 2005 semua karyawan di
kantornya juga melakukan hal seperti ini. Semua orang memberikan
komitmen untuk 2006. Ternyata hasilnya luar biasa di tahun tersebut.
Karena itu, akhir 2007 mereka melakukan hal itu lagi. Tahun 2007
ternyata luar biasa. Tahun ini mereka akan melakukannya lagi minggu
depan. Komitmen untuk 2008 sudah dipersiapkan.

Bukan saatnya lagi kalau hanya membuat target tahunan yang indah di
atas kertas, tapi dalam hati sebenarnya merasa bahwa target itu
mustahil. Tidak mungkin tercapai. Terlalu tinggi. Akibatnya, tidak
ada seorangpun yang mengusahakannya untuk benar-benar bisa tercapai.

Yang penting komitmen. Namun, tidak mencari komitmen yang mudah.
Kalau hal-hal yang mudah, tidak perlu komitmen lagi. Justru hal-hal
yang menantang yang memerlukan komitmen tinggi. Tantanglah diri anda!
Give your commitment!

Sumber: Komitmen oleh Lisa Nuryanti, Managing Director Expands
Consulting