Sabtu, 12 Januari 2008

Pahami Lawan Jenis Dari Ketakutannya

Walau hidup berdampingan, sumber ketakutan pria dan wanita tidak sama. Dengan mengenali sumbernya, mungkin Anda jadi lebih paham jika si dia uring-uringan.

Ratna tak habis mengerti, mengapa ayahnya yang belum genap 100 hari ditinggal ibunya, sudah mulai menjalin hubungan istimewa dengan wanita lain. “Kok segitunya. Padahal waktu ibu meninggal nangisnya seperti anak kecil,” cerita Ratna bernada jengkel.

Mungkin ia tidak tahu bahwa ada pria lain yang (sesuai pemahaman Ratna) ‘lebih keterlaluan’ dibanding ayahnya. Yaitu menikah lagi sehari setelah selamatan 40 hari meninggalnya sang isteri.

Keheranan atau kejengkelan seperti yang dirasakan Ratna itu wajar terjadi, karena menurut anggapan umum laki-laki memang lebih kuat dan tegar ketimbang wanita. Mereka mungkin tidak pernah memperhatikan secara serius bahwa di belahan dunia mana pun, lebih banyak janda ketimbang duda.

Fakta ini mengacu pada dua hal. Yang pertama, mungkin karena wanita lebih kuat hidup sendiri tanpa pasangan, dan kedua mungkin karena wanita hidup lebih lama ketimbang pria. Kedua-duanya menunjukkan bahwa wanita sebenarnya lebih kuat (secara psikologis) dan lebih mandiri daripada pria, meskipun selama ini wanita dianggap (atau menganggap diri) lebih lemah dan tidak mandiri.

Lepas dari itu, persoalan Ratna dan ayahnya itu sesungguhnya mencerminkan adanya wilayah tertutup atau daerah gelap yang tidak dipahami, karena perbedaan jenis kelamin. Faktor inilah yang biasanya menimbulkan salah paham dan kecurigaan dalam berkomunikasi di antara pasangan atau lawan jenis.

Yang Ditakuti Pria
Salah satu yang ada dalam daerah gelap atau tertutup itu adalah hal-hal yang paling ditakuti. Apa yang paling ditakuti pria? Simak daftar yang dibuat oleh Sandra Sedgbeer dalam bukunya Sex, Lies & Love.

Perceraian, baik cerai karena kematian maupun pisah. Karena itu inisiatif cerai biasanya datang dari perempuan. Apa yang membuat pria akhirnya sanggup menerima perceraian adalah dua hal, yaitu keyakinan bahwa ia akan mendapat wanita lebih menarik, dan bahwa ia akan kehilangan muka jika menolaknya.

Wanita. Pria takut jauh dari wanita, lebih dari yang dapat mereka akui. Pada dasarnya karena pria tidak tahu apa yang menggerakkan wanita. Ketakutan itu tercermin antara lain ketika mereka membuat lelucon atau berbicara di antara mereka sendiri, yang cenderung merendahkan perempuan.

Penolakan. Pria sangat takut dikalahkan atau disingkirkan, karena sangat memalukan. Maka tak peduli seberapa bagus pun alasan penolakannya, ego pria mengartikan bahwa dirinya ‘tidak cukup baik’.

Tidak masuk hitungan. Semua pria merasa harus menjadi pemimpin. Jika hal itu tidak tercapai, setidaknya mereka ingin mendapat pengakuan dari lingkungan terdekatnya.

Mudah diserang. Benar, pria memang sangat takut terikat dan kehilangan kebebasannya. Hal ini membuat pria menjadi sangat mudah diserang. Wanita yang cerdik tak akan memikat pria melalui perutnya, tapi dengan menghormati kebutuhannya akan kebebasan dan pilihan hidupnya.

Mempercayakan rahasia. Pria tidak suka tampak bodoh. Itu sebabnya mereka sangat sulit mempercayai orang, terutama wanita. Mereka khawatir dikhianati dan dikecewakan.

Menjadi ayah. Meskipun pria sangat bangga menjadi seorang ayah, tapi hal itu sekaligus menjadi sumber ketakutannya. Menjadi ayah, bagi mereka merupakan pertanda tak bisa lagi main-main tanpa tanggungjawab seperti bujangan. Dan lagi, kalau isteri telah punya anak sendiri, siapa yang akan mengurusnya?

Yang Ditakuti Wanita
Bukan rahasia lagi. Wanita yang kuat menjadi ancaman bagi pria, dan wanita pintar menakutkan mereka. Tapi ironisnya, ketika pada wanita dibuka daerah gelap atau wilayah tertutupnya, pria akan tahu bahwa mereka tak perlu takut sama sekali. Simak saja sumber ketakutan wanita:

Membuat pria takut. Wanita sangat takut membuat pria ketakutan padanya. Karena itu di kantor, organisasi, maupun dalam rumahtangga banyak wanita cenderung mengerem ambisi dan potensinya, semata demi tidak membuat pria merasa terancam dan takut padanya.

Disakiti dan dimanfatkan pria. Wanita selalu berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa seandainya ia wanita yang lebih langsing, lebih baik, lebih seksi, dan lebih menarik, pasti pria akan tergila-gila padanya dan membiarkannya memperbaiki penampilan pria tersebut. Hal itu merupakan refleksi dari ketakutannya akan disakiti dan dimanfaatkan pria.

Semua mantan pacarnya. Tak ada bedanya siapa yang mengakhiri hubungan di masa lalu, atau mengapa; seorang wanita yang jatuh cinta selalu bertanya-tanya apakah pria yang dicintainya masih merindukan para mantan pacarnya setelah mereka putus cinta.

Semua teman wanitanya. Kerena tidak percaya pada hubungan platonik (cinta yang bersifat persaudaraan) antar-jenis kelamin, wanita selalu menaruh kecurigaan besar terhadap semua teman wanita kekasihnya. Walaupun dia sendiri memiliki banyak hubungan platonik dengan teman-teman prianya.

Wanita yang tak ada. Wanita percaya bahwa tak ada yang lebih menarik bagi pria kekasihnya itu, selain bayangan seorang wanita yang selalu diangankannya, walau tak pernah ada wujudnya.

Ibunya. Tak peduli betapa bagusnya hubungan antara sang pria dengan ibunya, wanita cenderung berpikir bahwa ada yang dirahasiakan dan pada suatu hari keburukannya akan menimpa dirinya. Tapi jika sang pria mengagumi ibunya, dia akan menuduhnya ‘anak mami’.

Hamil. Wanita selalu khawatir bahwa tubuhnya yang menggemuk dan tidak menarik akan membuat pasangannya berhenti memperhatikannya. Dengan begitu dikiranya pria akan mudah tertarik pada wanita lain yang ditemuinya.
Tampak sederhana, sepele atau tidak masuk akal bagi Anda? Tapi memang begitulah lawan jenis kita.



Sumber: Gaya Hidup Sehat
Wartawan: WID