"Ada dua hal yang diinginkan orang lebih daripada seks dan uang,
yaitu pengakuan dan pujian."
-- Mary Kay Ash, pendiri, Mary Kay Cosmetics
INILAH kisah I Made Suardana. Dalam blognya, orang Bali yang bekerja
di sebuah resort bintang lima di Kepulauan Turks and Caicos, British
West Indies ini, berkisah tentang pengalaman yang baru saja
dilaluinya. Biasanya dia tak hirau akan isi dari papan pengumuman
yang biasa dipajang di kantin kantornya. Dia selalu datang, makan,
dan pergi. Begitulah kebiasaannya setiap harinya tanpa menghiraukan
papan pengumuman di depannya.
Namun hari itu, dia sangat terkejut. Secara tidak sengaja memandang
ke arah deretan foto-foto karyawan di dinding di perusahaannya. Eh,
ternyata fotonya terpajang di sana. Lebih terkejut lagi, dia
menyaksikan fotonya dalam ukuran 10R itu diberi embel-
embel "Employee of The Month for September 2007". Olala?seakan
mimpi, dia terpilih menjadi satu dari ratusan karyawan yang bekerja
di sana. Terbayang di depan Made, sertifikat dan bonus $150
menantinya. Dia juga berhak mendapat satu tiket untuk menjadi
nominee Employee of The Year dengan bonus $1000- $1500.
Beberapa perusahaan di Indonesia juga telah melakukan hal yang sama.
Mereka memberikan penghargaan kepada setiap karyawannnya atas
kinerja yang dicapainya. Secara kasat mata, memang baru terbatas
pada beberapa perusahaan saja. Yang mencolok adalah restoran cepat
saji. Wajah dari karyawan yang berprestasi dipajang dekat kasir saat
kita membayar makanan yang kita pesan. Mengapa perusahan-perusahaa n
perlu melakukan hal itu?
Pemberian insentif berupa uang bagi karyawan memang sangat
menyenangkan. Survei yang dilakukan perusahaan penempatan tenaga
kerja di Amerika, Robert Half International menemukan hasil 46%
kepala bagian keuangan menganggap uang merupakan sarana yang paling
baik untuk menunjukkan penghargaan kepada karyawan. Para manajer
sering beranggapan bahwa orang hanya termotivasi oleh uang.
Namun, penghargaan tidak harus berupa uang. Seperti yang dilansir
situs www.portalhr. com, para ahli di sana berpendapat penghargaan
berupa uang tunai dan non uang sebenarnya sama-sama efektif dalam
menyenangkan hati karyawan. Artinya, pujian pun bisa membuat
tenteram suasana hati pegawai. Sayangnya, menurut Roger Flax,
Direktur Motivational Systems banyak manajer mengabaikan atau kurang
menghargai kekuatan pujian.
Bicara soal penghargaan non uang, kita harus kembali kepada fitrah
karyawan sebagai manusia biasa. Karyawan juga manusia. Setiap
manusia, memiliki kesamaan mendasar, ingin dipuji, didengarkan, dan
dihormati. Kadang dengan pujian yang tulus pun, karyawan akan merasa
tersanjung dan dihormati. Sedikit pujian dapat memberikan dorongan,
semangat untuk melakukan hal yang baik dan lebih baik lagi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengakuan atas terselesaikannya suatu
pekerjaan dengan baik, merupakan salah satu motivator utama kinerja
karyawan.
Manusia bukanlah sekedar makhluk fisik semata, tetapi juga makhluk
spiritual. Mereka butuh penghargaan atas kontribusi yang telah
mereka lakukan. Memberikan pengakuan sebenarnya sangat mudah
dilakukan dan tidak mahal untuk didistribusikan, jadi tidak ada
alasan untuk tidak melakukannya. Menyenangkan hati orang lain pun
tidaklah merepotkan dan malah tidak membutuhkan biaya. Sedikit
pujian pada teman kantor saja bisa menenteramkan suasana hatinya.
Namun memang pada kenyataannya, memberikan pujian ternyata tidaklah
mudah. Jauh lebih mudah bagi kita untuk mengkritik orang lain.
Sumber: Penghargaan oleh Sonny Wibisono, penulis, tinggal di Jakarta