oleh : Daniel Zacharias
Bangsa kita adalah bangsa yang memiliki etika dan budaya. Budaya tersebut disebut dengan budaya tahu malu. Agar tidak malu maka segala sesuatunya berlangsung dengan baik dan hati nurani tidak terganggu. Budaya ’tahu malu’ akhir-akhir ini dikalahkan oleh budaya ’nggak malu’.
Bagi mereka malu tidak apa-apa yang penting jangan pernah mengekang hawa nafsu untuk:
Mencuri (istilah kerennya: korupsi dan manipulasi).
Berzinah (istilah kontemporernya: selingkuh dan BBS).
Membunuh (istilah ekonominya: cuma menyingkirkan saingan).
Memberontak (istilah demokrasinya: menyuarakan aspirasi).
Percaya sama klenik (istilah kerennya: spritualitas baru).
Merampas hak orang (istilah hukumnya: balik nama).
Memaksa orang lain (bahasa demonya: anarki).
Serakah (bahasa ekonominya: memperoleh keuntungan sebesar-besarnya).
Mempertontonkan aurat (bahasa medianya: it’s just an art).
Bertengkar di TV dan membongkar rahasia orang lain (bahasa infotainmentnya: klarifikasi).
Menyuap penegak hukum (bahasa pembelaannya: emang siapa yang nggak pernah?).
dll (dan semua sudah ada pleonasmenya masing-masing).
Yang lebih parah lagi ketika orang yang mencoba melakukan hal yang benar malah malu karena takut diteriakin sama yang kebanyakan berbuat salah dengan kalimat penghakiman: sok suci, sok bener, emang siapa yang nggak berdosa, emang kaki elo nggak nginjak tanah lagi, dll. Padahal untuk berbuat baik itu khan sudah panggilan. Kita dipanggil bukan untuk melakukan apa yang cemar tetapi yang suci. Kesucian panggilan manusia sudah dinodai oleh budaya tidak tahu malu ... keluh
Makin hari makin banyak orang yang nggak tahu malu ... makin hari makin kehilangan budaya yang tahu malu ... yang tidak tahu malu jadi nggak malu ... orang yang tahu malu malah malu ... semuanya jadi malu-maluin ...
Yuk mari kita bebenah ... kalau ada urat malu yang putus yah disambung lagi agar kita tetap bisa untuk tahu malu ... dengan demikian kita belajar mengerem diri (self control) sehingga awal dari sebuah mimpi pemulihan bangsa mulai kelihatan riil ...
Ketika bangsa ini dijajah maka bangsa ini menjadi malu ... demi rasa malunya maka mereka berjuang bahkan sampai mati ... tetapi sekarang sebodo amat ... malu khan kalau nggak punya ini dan itu ... zaman berubah ... orang berubah ... moral berubah ... mudah-mudahan iman dan taqwa nggak berubah ... merosot ...