Einstein mengatakan,”There is no logical way to the discovery of elemental laws. There is only the way of intuition, which is helped by a feeling for the order lying behind appearance.”
Para astronot NASA menggunakan 90% waktunya untuk berlatih bereaksi secara intuitif.
Ray Croc membeli franchise McDonalds dengan harga yang kelewat tinggi. Uang dia tidak cukup untuk membeli franchise tersebut, tapi dia mengatakan,”Intuisi saya mendorong saya untuk tetap membelinya.”
McDonald pertama kali hanya ada satu, di California, tetapi sekarang menjadi franchise yang mendunia.
George Eastment, pendiri Eastment Kodak, menyatakan bahwa merek "Kodak" yang melegenda itu, huruf "K", muncul secara intuitif.
Sam Walton, pendiri Walt Mart, menggunakan intuisinya ketika mendirikan sebuah toko pada tahun 1962, kini ada 1.300 toko.
Riset dari New Jersey Institute of Technology menemukan bahwa 80% pimpinan perusahaan yang mampu menghasilkan profit dua kali lipat dalam lima tahun menggunakan kemampuan intuitif.
John Mihalasky dan E Douglas Dean menemukan bahwa 80% CEO yang sukses memiliki intuisi di atas rata-rata. Hasil riset International Institute for Management Lausanne, Swiss, para manajer sukses menggunakan intuisi dalam mengambil keputusan sebagian besar bisnisnya.
Carl Yung mengatakan. “Istilah intuisi tidaklah bertentangan dengan alasan rasional, tetapi intuisi itu berasal dari luar alasan rasional.”
Menurut Dr. Ray ada lima hal mengenai intuisi yang perlu dicamkan:
1.Intuisi harus terus dikembangkan. Kita semua memiliki kemampuan intuitif yang unik. Intuisi adalah salah satu potensi yang kita miliki dan perlu dengan sengaja dikembangkan.
2.Intuisi dan alasan yang logis adalah dua hal yang saling melengkapi. Kombinasi antara alasan, pengalaman, informasi, dan intuisi adalah kekuatan yang dahsyat.
3.Intuisi bukanlah sesuatu yang emosional. Intuisi menuntut perhatian yang jernih terhadap berbagai pilihan.
4.Intuisi menuntut tindakan. Ikuti dan lakukan apa intuisi adalah salah satu kunci kesuksesan dalam berbagai bidang, termasuk dalam urusan bisnis. Namun hal ini memerlukan latihan yang panjang, bagi yang tidak terbiasa mempercayai intuisi.
5.Dengan intuisi akan terbebas dari kesalahan, kalau intuisi disertai dengan alasan yang logis.
Bagaimana Melatih Intuisi?
Michael Michalko mengembangkan cara sederhana untuk melatih intuisi.
Pertama, mencoba menjelaskan suatu peristiwa sebelum peristiwa itu benar-benar terjadi. Misal, apabila telepon di rumah Anda berdering, sebelum telepon diangkat, coba jawab : untuk siapa telepon itu, untuk Anda atau orang lain? Si penelepon laki-laki atau perempuan? Telepon lokal atau interlokal? Apakah itu telepon rutin atau dari orang yang lama tidak bertemu?
Misal lain : ketika Anda mau menghadiri suatu rapat, sebelum bertemu para peserta di ruang rapat, cobalah Anda jawab : bagaimana suasana hati para peserta? Sedih atau gembira? Siapa saja yang bakal setuju dan tidak setuju? Gunakan intuisi Anda untuk memperkirakan pendapat para peserta dan hasil dari rapat tersebut.
Kedua, dengan teknik inkubasi, berpura-pura menjauhi masalah, dengan berlibur, berjalan-jalan, atau beristirahat. Terkadang ide muncul ketika kita tengah beristirahat, duduk di bus, atau di kamar mandi.
Ide Air Condition (AC) muncul tatkala William Carrier menunggu di stasiun kereta api di Pittsburgh.
Hukum Archimides muncul ketika Archimides melepas lelah di bak mandi.
Ketika kesulitan, Einstein berbaring dan tidur siang.
Ada cara lain untuk melatih intuisi.
Cara ini oleh Lynn B Robinson. Ketika Anda akan mengambil sebuah keputusan yang menurut Anda adalah keputusan yang besar, dan Anda ingin menggunakan intuisi Anda, maka gunakan 12 langkah berikut:
1.Nyatakan apa yang Anda inginkan. Ini bisa sangat umum, misalnya “agar para salesmen termotivasi.” Bisa juga keinginan Anda yang sangat spesifik, misalnya “saya ingin bekerja sama dengan si A.”
2.Jika Anda memiliki waktu, masukkan ke benak Anda berbagai informasi yang terkait dengan keinginan Anda tersebut.
3.Gunakan otak kiri Anda untuk menganalisis dan mengungkap berbagai alternatif untuk meraih keinginan tersebut. Kemudian gunakan intuisi untuk memilih salah satu alternatif pilihan tersebut.
4.Tanyakan pada intuisi Anda,” Apa yang akan saya lakukan…?” “Dapatkah saya …?” Apa yang harus saya ketahui …?” Ini adalah contoh pertanyaan yang bagus untuk memanggil informasi secara intuitif.
5.Tinggalkan meja kerja atau meja belajar Anda, kalau perlu keluarlah dari ruang Anda minimal lima menit.
6.Tenangkan pikiran Anda dengan latihan pernafasan atau meditasi. Jernihkan pikiran Anda. Dengarkan apa jawaban yang muncul.
7.Coba pilihlah satu alternatif. Apakah Anda merasa bahwa yang Anda pilih benar? Apakah Anda merasa berenergi dengan pilihan Anda? Dapatkah Anda melihat penyelesaian yang bagus dari rencana kerja Anda? Jika jawabannya “ya” terhadap semua pertanyaan tersebut, Anda dalam jalur yang benar. Jika tidak cobalah pilih alternatif yang lain.
8.Tutuplah mata Anda untuk membayangkan pilihan Anda anda.
9.Perhatikan berbagai alternatif pilihan Anda. Setelah sepuluh menit, pilihan mana yang Anda rasa paling bagus?
10.Kemudian pikirkan “bagaimana jika” terhadap alternatif pilihan Anda.
11.Apakah Anda yakin? Apa yang tiba-tiba muncul di pikiran Anda ketika pertanyaan ini muncul?
12.Ingatlah terhadap apa yang Anda ketahui. Ambil langkah-langkah untuk bertindak terhadap pilihan Anda.
Tetaplah berpegang pada intuisi Anda dan teruslah bertanya pada diri sendiri untuk setiap langkah.
[Muhammad Musrofi]