Senin, 10 Desember 2007

Menjadi Pribadi Tak Terpatahkan, Bisa!


Bisa dibayangkan apa jadinya jika Albert Einstein mempercayai kata-kata gurunya saat ia duduk di sekolah dasar, "kamu anak bodoh yang tidak akan menjadi apa-apa kelak." Atau bagaimana jika Walt Disney percaya begitu saja ucapan atasannya yang menyuruhnya mencari pekerjaan lain karena ia dianggap tidak memiliki ide kreatif dan orisinal.

Untunglah mereka tidak percaya pada kritikan yang dilontarkan orang-orang di sekitarnya. Namun sayangnya sebagian besar dari kita melakukannya. Kita langsung merasa "down" saat diremehkan atau dikritik. Tanpa disadari kita membiarkan orang lain menentukan bagaimana citra diri kita, apa yang kita impikan dan apa yang ingin kita capai. Kita membiarkan orang lain "membentuk" diri kita sesuai opini mereka.

Kekuatan untuk menunjukkan pencapaian tertinggi dalam kerja dan karya di bidangnya telah banyak ditunjukkan oleh perempuan-perempuan "perkasa" di Indonesia. Aktivis pembela buruh, Dita Indah Sari, merupakan salah satunya. Wanita yang aktif memberikan penyuluhan tentang hak-hak buruh ini pernah dijebloskan ke penjara saat era pemerintahan Suharto hingga akhirnya mendapat amenesti dari Presiden Habibie.

Pada tahun 2001 Dita meraih penghargaan bergengsi dari Yayasan Ramond Magsaysay Filipina untuk kategori Emergent Leadership. Dita juga tercatat sebagai salah seorang pendiri sebuah lembaga penelitian, yaitu Lembaga Pembebasan Media dan Ilmu Sosial (LPMIS), serta Senjata Kartini sebuah LSM yang bergerak di bidang perempuan. Kini ia juga dipercaya untuk memimpin Partai Rakyat Demokratik.

Dari dunia hiburan, kita bisa mencontoh perjuangan Shanty yang meniti karir dari bawah ini. Saat Shanty memutuskan berhenti sebagai video jockey MTV untuk total di dunia tarik suara, ia harus menghadapi kritikan negatif dari media. "Kalau ingat masa lalu ketika merilis album pertama, miris hati saya melihat ulasan media yang sebagian besar bernada negatif," katanya.

Untungnya perempuan kelahiran 30 Desember 1978 ini tetap yakin pada kemampuannya, kini sudah empat album yang dihasilkannya. Begitupun ketika ia masuk ke dunia film. "Saat masuk ke dunia film saya sudah siap-siap mendapat kritikan tajam," kata artis yang memiliki nama lengkap Annissa Nurul Shanty Kusuma Wardhani Heryadie ini.

Tapi Shanty berhasil menunjukkan bakatnya yang lain di dunia film. Aktingnya yang gemilang dalam film Berbagai Suami membuatnya masuk dalam nominasi pemeran utama wanita terbaik FFI 2006. Dalam waktu dua tahun telah lima judul film yang dibintanginya. Sekarang nama Shanty kian diperhitungkan di jagad hiburan tanah air sebagai artis multi talenta.

Memiliki passion
Menilik jatuh bangun tokoh-tokoh di atas dalam meraih sukses, sebenarnya ada satu hal yang membuat mereka menjadi pribadi tak terpatahkan, yakni passion. Mereka rata-rata memiliki passion terhadap apa yang digeluti, entah di bidang sosial, hiburan, atau ilmu pengetahuan.

Menurut Nan Russell, ahli kepemimpinan dan manajemen, passion merupakan kekuatan terbesar dalam memotivasi diri untuk tetap konsisten, serta membantu kita untuk menggunakan kemampuan dan talenta yang dimiliki. "Selama 20 tahun karir saya dalam bidang manajemen, kita bisa mengajarkan skill pada orang lain, tapi tidak passion," katanya.

Untuk meraih kesuksesan, kita dituntut untuk yakin pada kemampuan diri dan memiliki mimpi. "Orang yang sukses tidak menyesali masa lalu, tidak melihat hambatan sebagai akhir atau kritik negatif sebagai vonis," kata Nan. Justru sebaliknya, kita harus berpegang teguh pada komitmen untuk tetap menjalankan apa yang menjadi panggilan jiwa.

Passion akan membantu kita membendakan antara opini orang lain dan fakta, sehingga kita bisa melangkah maju untuk mencapai apa yang inginkan dalam hidup. Saat kita memiliki passion terhadap pekerjaan, passion terhadap mimpi dan hidup, kita pasti memiliki semangat tak terpatahkan. Kalimat bijak berikut mungkin bisa menjadi inspirasi untuk menjadi pribadi tak terpatahkan, "its hard to beat a person who never give up."


Penulis: An/kompas