Rabu, 05 Desember 2007

PIKULAN DIRI SENDIRI

Alkisah ada seorang raja memiliki dua pangeran kembar. Tidak diketahui dengan pasti siapakah dari kedua pangeran itu yang lahir terlebih dahulu.Ketika mereka berdua tumbuh dewasa, sang raja mencari akal bagaimana cara yang adil agar ia bisa mewariskan mahkota kekerajaannya.

Semua orang tahu,bahwa kedua pangeran itu sama-sama cerdas, menyenangkan, sehat dan kuat.Dengan pandangannya yang tajam, sang raja mengetahui bahwa salah satu dari keduanya memiliki karakter yang berbeda.

Suatu hari raja memanggil mereka berdua di balariung kerajaan. Raja berkata,"Anak-anakku. Suatu saat nanti salah satu dari kalian harus menggantikan kedudukanku sebagai raja. Beban dan tanggung jawab menjadi raja sangatlah berat. Aku ingin mengetahui siapakah di antara kalian yang mampu menanggung beban itu dengan sepenuh hati.
Aku bermaksud mengirim kalian pergi jauh keperbatasan kerajaan. Di sana salah seorang menteriku akan membekalimu dengan pikulan yang sama-sama berat di pundak kalian.

Mahkota kerajaan akan aku berikan kepada siapa yang pertama kali kembali sambil tetap membawa pikulanitu, sebagaimana seharusnya yang dilakukan oleh seorang raja."

Dengan semangat persaingan yang penuh persahabatan, kedua bersaudara itu memulai perlombaan. Tak lama kemudian di tengah perjalanan mereka bertemu dengan seorang wanita tua yang sedang susah payah memikul barang yang tampaknya terlalu berat dibanding tubuhnya yang lemah itu.

Salah seorang pangeran menyarankan agar mereka berhenti dan membantu wanita itu. Pangeran yang lain memprotes, "Bukankah kita juga akan menerima pikulan untuk kita sendiri.

Ayo, kita lanjutkan saja perjalanan kita." Ia lalu terburu-buru melanjutkan perjalanan, sedangkan yang lain menolong wanita tua itu.

Dari hari ke hari, di sepanjang perjalanan pangeran itu menemukan bahwa banyak orang yang butuh pertolongan. Seorang lelaki buta telah menyebabkan ia menunda perjalanannya untuk beberapa mil. Sedangkan seorang pria lumpuh telah menghentikan langkahnya beberapa saat.

Akhirnya ia berhasil tiba ditempat yang dimaksud dan menerima pikulannya dari sang menteri. Kemudian iakembali pulang ke istana kerajaan sambil menjaga pikulannya. Ketika ia tiba di pintu gerbang, ia bertemu dan disambut oleh saudara kembarnya yang berkata, "Saya tidak mengerti. Saya katakan pada ayah bahwa pikulan yang diberikan terlalu berat untuk dipikul. Bukankah begitu?"

Pangeran yang baru tiba ini berkata, "Menurutku, saat aku menolong orangl ain dengan memikul beban mereka, aku menemukan kekuatan untuk membawa bebanku sendiri."

Demikianlah, akhirnya pangeran ini yang dinobatkan menjadi raja.

Berbagi penderitaan mengurangi penderitaan, berbagi kebahagiaan melipatgandakannya. (Spider Robinson)