Seorang wanita baru pindah ke sebuah kota kecil. Setelah berada di sana beberapa waktu, ia mengeluh kepada tetangganya tentang pelayanan buruk yang dialaminya di apotek setempat.
Ia meminta pada tetangganya agar mau menyampaikan kritiknya pada pemilik apotek itu.
Beberapa hari kemudian wanita pendatang tersebut pergi lagi ke apotek itu.
Pemilik apotek menyambutnya dengan senyum lebar sambil mengatakan betapa senangnya ia melihat wanita itu berkenan datang kembali ke apoteknya, dan berharap wanita dan suaminya menyukai kota mereka.
Bukan hanya itu, pemilik apotek itu bahkan menawarkan diri membantu wanita dan suaminya menguruskan berbagai hal agar mereka bisa menetap di kota itu dengan nyaman.
Lalu, iapun mengirimkan apa yang dipesan wanita itu dengan cepat dan baik.Wanita itu merasa senang dengan perubahan luar biasa yang ditunjukkan oleh pemilik apotek. Kemudian, ia melaporkan hal itu pada tetangganya.
Katanya,"Anda tentu sudah menyampaikan kritik saya mengenai betapa buruk pelayanannya waktu itu."
"Oh, tidak," jawab tetangganya. "Sebenarnya saya tidak menyampaikan kritik anda pada mereka.
Saya harap anda tidak keberatan. Saya katakan pada pemilik apotek itu betapa anda terkagum-kagum melihat caranya mendirikan apotek dikota kecil ini. Dan, anda merasa apoteknya adalah salah satu apotek dengan pelayanan terbaik yang pernah anda temui.""
???"
Renungan...!
Semua orang akan melakukan apa pun bagi anda, bila anda memperlakukan mereka dengan penuh hormat, penting, dan berharga. Kritik seringkali hanya menghancurkan harapan perbaikan.
Sedangkan sebuah apresiasi (penghargaan) selalu mendorong orang lain untuk melakukan lebih baik lagi.
Adakah kritik yang membangun?
Yang pasti ada adalah penghargaan yang membangun.
Renungan kali ini menggugah kita agar lebih pandai menyuarakan penghormatan, bukan hanya kritik belaka.
Djodi Ismanto