Rabu, 31 Oktober 2007

Ide Brilian Perlu Teknik Komunikasi Untuk Menyampaikannya

Oleh : Drs. Ponijan Liaw, MBA, M.Pd.

"You can have brilliant ideas, but if you can't get them across, your ideas won't get you anywhere."
Lee Iacocca
Anda boleh saja memiliki ide brilian, tetapi jika Anda tidak bisa mengomunikasikannya, ide Anda tidak akan ada gunanya


Betapa banyak orang pintar yang penuh dengan gagasan-gagasan brilian ketika mereka lulus dari universitas formal mau pun universitas kehidupan, yang akhirnya terbentur ketika menyampaikan ide-ide brilian tersebut. Kecepatan berpikir tidak berbanding lurus dengan kecepatan menyusun kata dan merangkai kalimat. Sering malah yang terartikulasikan berbeda dengan apa yang dipikirkan. Pemahaman konseptual yang luar biasa baiknya tidak berefleksi sama dengan pemahaman operasionalnya. Mengapa hal itu terjadi ?

Banyak faktor sesungguhnya yang menyebabkan hal itu mengemuka. Satu di antaranya adalah pemahaman teknik komunikasi yang belum memadai. Artinya, ada beberapa prosedur komunikasi yang tidak mendapatkan atensi proporsional saat komunikasi itu berlangsung. Prosedur dimaksud adalah: sistematika pesan, suara, intonasi dan pemahaman terhadap karakter dan kebiasaan lawan bicara.

Masih banyak terdapat ketidaktepatan dalam penyusunan sistematika pesan sehingga pesan dimaksud tidak jelas sampai kepada orang yang dituju. Artinya, terdapat beberapa pesan yang ketika disampaikan tidak melalui proses penyusunan skala prioritas; mana yang harus disajikan lebih dulu dibandingkan dengan yang lain. Padahal, dengan menyusun skala kepentingan, pesan akan dapat disajikan dengan sangat sistematis dan terarah. Dengan demikian, ide yang bagus akan lebih mengena dan bermanfaat. Selain itu, pemahaman terhadap karakter dan kebiasaan setiap individu yang unik belum dipahami secara baik sehingga satu gaya komunikasi diterapkan kepada semua orang yang belum tentu akan nyaman dengan gaya tersebut, sebagaimana pepatah mengatakan: if you just have a hammer, you will think every problem as a nail. Jika kita hanya memiliki martil tentu saja, setiap masalah akan dipandang sebagai paku. Artinya, satu gaya akan diterapkan secara merata, padahal belum tentu semua persoalan sama (paku semua). Mungkin ada yang besi, perak, dll. Oleh karena itu, sesuaikanlah cara berkomunikasi sesuai dengan orangnya. Ini bisa dipelajari!