Selasa, 23 Oktober 2007

Tak Terkena Sindrom Liburan

Ruli paling senang kalau masuk ke kantor lagi setelah cuti atau
libur panjang. Mengapa? Karena dia bisa segera menyelesaikan
pekerjaannya yang tertunda. Setiap kali menjelang libur panjang,
Ruli selalu bekerja lembur. Dia ingin menyelesaikan pekerjaan
sebanyak mungkin, supaya kalau nanti masuk kembali, pekerjaan yang
tertunda dan pekerjaan lain tidak menumpuk setinggi gunung.

Sebelum Lebaran tiba, Ruli lembur tiap hari. Dia juga selalu datang
paling pagi. Sebagai sales administrator, Ruli memang harus mendata
penjualan harian dari seluruh cabang di Indonesia, kemudian membuat
laporan penjualan harian, laporan penjualan mingguan, laporan
masalah yang dihadapi cabang, dan masih banyak lagi. Semua laporan
tersebut dibuat untuk manajer penjualan dan direksi. Laporan
penjualan harian harus diserahkan tiap sore.

Belum lagi mendata pengiriman dan menyampaikan jadwal pengiriman
barang ke bagian gudang agar bisa dikirim ke cabang sesuai
kebutuhan. Selain itu semua pekerjaan administrasi para tenaga
penjualan juga harus dilaporkan tiap hari, misalnya permohonan biaya
promosi, cuti, dan lain-lain.

Semua laporan dari cabang itu akan laporkan ke Manajer Penjualan.
Setelah mendapat persetujuan barulah Ruli harus meneruskannya ke
bagian lain yang bersangkutan, misalnya bagian keuangan, bagian
sumber daya manusia, dan lain-lain.

Anna, manajernya, sering memperhatikan Ruli. Apa yang membuatnya
demikian rajin? Dari dulu tidak pernah ada sales administrator yang
bisa tahan bekerja lebih dari tiga bulan. Semua tidak betah bekerja
lama karena mereka merasa pekerjaan terlalu berat. Bahkan ada yang
keluar ketika baru bekerja seminggu. Tapi Ruli sudah tujuh bulan
bekerja dan dia kelihatan sangat menikmati pekerjaannya.

Bukannya tidak pernah mengeluh. Pernah sih, misalnya:"Sebentar lagi
selesai Bu. Maaf agak lama, soalnya pekerjaan saya banyak sekali
Bu." Tapi hanya sebatas itu. Dia tidak pernah malas atau berkeluh
kesah.

Kemarin, belum banyak karyawan yang masuk kerja seusai libur
Lebaran. Tapi Ruli sudah masuk bekerja. Anna sampai heran melihat
kerajinan Ruli. Di hari pertama masuk kerja setelah libur panjang,
biasanya belum ada orang yang langsung aktif.

Langsung bekerja

Sebagian masih merapi-rapikan ruangan atau membereskan meja kerja
dan dokumen-dokumen lainnya. Tapi Ruli lain, sesudah menyalami semua
orang sambil bermaaf-maafan, Ruli langsung bekerja.

Anna mendekati Ruli. Dia ingin tahu apa yang dikerjakannya. Laporan
dari cabang kan belum ada yang masuk? Sibuk apa sih? Ternyata Ruli
sedang membuat formulir isian baru untuk dipakai oleh seluruh cabang
dalam membuat semua laporan.

Selama ini memang tiap cabang membuat laporan dengan formulir buatan
mereka sendiri, sehingga semua laporan tidak ada yang seragam. Ada
sih beberapa formulir isian yang lama, tapi hanya sedikit yang mau
memakainya karena proses pengisiannya terlalu berbelit-belit
sehingga menyulitkan.

Ketika ditanya apa yang sedang dilakukannya, Ruli menjawab:"Saya
membuat formulir laporan yang lebih mudah diisi tapi lengkap Bu.
Soalnya semua laporan tidak ada yang seragam. Hari ini kan saya
belum banyak pekerjaan, jadi saya mau menyelesaikan hari ini. Nanti
setelah selesai, saya tunjukkan ke Ibu Anna, mungkin Ibu bisa
memberikan masukan. Kalau sudah saya perbaiki, besok pagi bisa
langsung saya serahkan ke tiap divisi lain untuk sosialisasi. Senin
bisa langsung dikirim ke semua cabang Bu. Mulai Selasa mereka sudah
bisa menggunakannya. "

Anna hanya bisa mengangguk-angguk. Ruli ini memang luar biasa.
Selama ini tiap orang yang pernah menjabat jabatan Ruli tidak ada
yang berpikir untuk mencari solusi. Mereka hanya mengeluh terus.

Yang laporan cabang sering terlambat lah, yang laporan tidak seragam
lah, dan lain sebagainya. Karena tidak ada solusi, maka mereka semua
tidak tahan dan akhirnya mengundurkan diri. Aduuuuuh!

Ruli berkata lagi:"Besok kan masih belum banyak pekerjaan Bu, besok
saya akan mencari cara agar laporan dari cabang tidak terlambat
lagi."

"Bagaimana caranya?" tanya Anna.

"Mungkin saya kirimkan email internal tiap siang untuk mengingatkan
mereka, mungkin juga saya email lagi formulir isiannya. Entahlah bu,
saya belum pasti. Tapi saya pasti akan mencari jalan keluar terbaik.
Soalnya kalau tidak, saya juga yang nanti ikut repot bu."

embali Anna hanya bisa mengangguk-angguk. Ruli benar-benar bisa
memanfaatkan waktu kerjanya. Tidak menunggu disuruh! Kalau
menghadapi masalah tidak mengeluh, tapi mencari solusi sendiri. Ah,
kalau saja semua anak buahnya seperti Ruli...!

Ruli sendiri memang senang sekali dengan pekerjaannya. Dia bisa
belajar banyak sekali dalam pekerjaannya. Dia bisa berkomunikasi
dengan semua kepala cabang dan kepala divisi, bahkan dia memiliki
akses langsung ke direksi.

Dia jadi bisa menganalisa, salesman mana yang paling berhasil, dan
yang tidak serta mengapa demikian. Dia selalu mencoba mempelajari
segala sesuatu dan selalu ingin mencari solusi bagi semua
permasalahan.

Saat semua orang masih melakukan pemanasan untuk kembali bekerja
seusai liburan, Ruli sudah memiliki rencana-rencana besar yang
membuatnya bersemangat dan langsung bisa aktif kembali. Bagaimana
dengan kita? Start today! Find solution!

Sumber: Tak Terkena Sindrom Liburan oleh Lisa Nuryanti