Selasa, 09 Oktober 2007

Tegas , Bukan Sadis

You are fired ! ( Anda dipecat ! )


Bagi penggemar tayangan The Apprentice, kata-kata "Anda dipecat!" tidak mengagetkan. Itulah style Donald Trump, billionaire yang pernah bangkrut sampai minus 90 trilyun. Mengamati perilaku para orang sukses, mereka memiliki banyak kesamaan, antara lain sikap tegas dalam memutuskan sesuatu. Mereka memilih 'hanya orang-orang terbaik' dalam timnya. Mereka sangat selektif dalam merekrut karyawan. Jika mereka tidak menemukan alasan 'kenapa' seseorang harus tinggal dalam organisasinya, maka mereka akan memberhentikannya. Apalagi jelas-jelas orang tersebut memiliki attitude yang tidak baik, seperti tidak jujur, malas, lambat atau tak bisa diandalkan.


Lain ceritanya dengan fenomena usaha kecil kita, yang banyak menerapkan sistim 'kekeluargaan', haruskah bertindak tegas? Harus! Ketegasan tak pandang bulu.

First Who Then What

Dalam buku Good to Great, Jim Collins mengungkap melalui penelitiannya, bagaimana perusahaan Fortune 500 (terbaik didunia). Mereka menerapkan prinsip "Pertama Siapa, baru kemudian Apa yang akan dikerjakan". Artinya mereka sangat selektif dalam merekrut karyawan/tim.



Tapi bukannya karyawan adalah aset perusahaan? Betul, jika karyawannya tepat. Jika membawa virus, namanya Liability(kewajiban). Seperti mempekerjakan seorang yang malas, harus dicambuk, baru mau kerja, mendingan dikeluarin saja. Semudah itukah? Kebayakan bos tidak tega, sama seperti saya (dulu)! Seharusnya kita berfikir tidak tega jika melihat masa depan seseorang yang tidak jelas, jika di tempat kita. Jika kita memberhentikan tanpa alasan atau untuk melampiaskan kebencian, maka namanya sadis. Jika kita memberhentikan untuk kebaikan(memberi pelajaran) orang tersebut dimasa mendatang, itu namanya tegas, bahkan menjadi amal.



Dalam merekrut karyawan, jika ragu-ragu, lebih baik tidak diterima, teruslah mencari. Karena, saat kita mendapatkan tim yang tepat, maka fungsi kontrol dan manajemen akan lebih ringan. Orang yang terbaik, tidak perlu diawasi, cukup diarahkan. Mencari tim seperti bermain Puzzle, mencari potongan-potongan yang tepat untuk menghasilkan gambar yang cantik. Kesuksesan usaha kita sangat dipengaruhi oleh kesuksesan kita merekrut tim. Seperti hukum mata rantai mengatakan,"Kekuatan suatu tim, dipengaruhi oleh mata rantai yang paling lemah". Jika mau kasihan, kasihanlah pada anggota tim yang lain yang bagus, jangan kasihan sama yang busuk.



Jadi, apa yang anda tunggu? Bersihkan organisasi anda dari ‘virus’. Rekrut hanya orang-orang yang terbaik. Jangan takut, orang-orang yang terbaik tidak selalu identik dengan gaji tinggi. Mereka bekerja bukan karena bos atau uang semata, tapi bekerja untuk kemajuan dirinya sendiri. So, tunggu apa lagi? Bertindaklah TEGAS, sebelum ketidak-enakan anda memakan korban!





From: Jaya Setiabudi